Beragam Racauan

Kamis, 08 November 2012

Ketika Skripsi Menjadi Kambing Berwarna Hitam




Kemarin malam (8/11) seperti tertampar rasanya, ketika dalam beberapa bulan terakhir, skripsi menjadi kambing hitam untuk tidak terlalu terpecah pada urusan lain, termasuk urusan passion. Ya, gara-gara selalu beralasan ingin fokus skripsi dulu, saya selalu menelantarkan kecintaan saya pada dua hal : musik, dan mungkin menulis.

Adalah film pendek sobat saya, si Nadd binti Qodri alias Budji, yang sukses bikin saya envy untuk membuat sebuah karya yang total di tengah-tengah badai skripshit. Film itu sebenernya sederhana. Dibuat secara spontan pas acara BSK (ospek anak-anak Komunikasi Unair) 2012 awal bulan lalu, film ini berkisah, lagi-lagi tentang “skripsi” yang dibicarakan oleh tiga orang mahasiswa dengan sudut pandang dan kegemaran akan bidang yang berbeda-beda.

Ide cerita pun hanya mengalir seputar berbagi pendapat tentang “apa itu skripsi? dan apa pentingnya? bla, bla, bla..”. Dan ini adalah ide yang tak lain adalah apa yang si empunya pelm rasakan beberapa bulan lalu yang juga masih mempertanyakan “apa pentingnya skripsi? and bla bla bla”. 

Jadi, bener juga kalo ada yang pernah bilang : “Cara paling mudah untuk mengungkapkan apa yang Anda rasakan, ya dengan menumpahkannya ke passion Anda.” Mau passionnya bisa nulis kek, bikin pelm kek, bikin lagu, kalo udah dapet feel-nya maka eksekusilah tanpa banyak basa-basi, niscaya itu akan menjadi sebuah karya yang membuat Andapun produktif. Mau hasilnya optimal atau nggak, itu balik lagi sama niat Anda saat mengeksekusi : anget-anget tai ayam, setengah-setangah, atau malah perfecto kayak Nadd ini.

Ini dia yang, menurut saya, mungkin saya masih tahap “setengah-setengah”, atau bahkan “anget-anget tai ayam”. Karena sepulangnya dari magang ke dua saya di Jakarta, saya merasa belum berbuat apa-apa untuk si passion ini. Kalopun sudah, itu pun hanya sampai batas “setengah” atau bahkan “seperempat” jalan, dan intinya semuanya kandas di tengah jalan. Dan saya selalu berdalih, lagi-lagi saya harus fokus ke skripsi.

Fokus menjadi masalah utama saya di sini. Kalo ada yang bilang cewek lebih fokus daripada cowok, mungkin saya termasuk dalam studi kasus yabg satu ini. Pasalnya, ketika saya terlalu asyik menjalani passion saya di musik, seringkali sulit untuk kembali menulis, bahkan untuk satu paragraf saja, dalam file ms word skripsi saya.

Maka saya simpulkan, saya nggak aneh-aneh dulu lah. Rela ninggalin passion untuk sementara waktu nggak apa-apa. Rencana pulang dari Jakarta pingin bikin media musik independen untuk Surabaya yang setidaknya jalan walau hanya online di tumblr atau blogspot pun belum terealisasi. Apalagi sampai ngundang band ini, tokoh itu, untuk dibawa ke Surabaya, waahh.. butuh banyak kepala itu. Yang artinya juga butuh banyak kepentingan. Hahaha.

Dari sini lah saya akhirnya bersikeras menjadikan skripsi sebagai kambing hitam untuk menelantarkan passion saya. Alhasil, ternyata ada sobat saya yang bisa memproduksi sebuah karya sederhana tapi nyaris sempurna di tengah-tengah mengerjakan skripsi. Dan saya sama dia, paling progress skripsinya gak jauh-jauh beda. Hahaha.

Ya sudahlah. Mungkin benar apa kata salah satu sahabat saya lainnya, Puspita. Dia bilang “Kita harus menghukum diri karena udah ninggalin skripsi begitu lama”. Dan mungkin salah satunya menghukum diri untuk tidak melampiaskan passion kita. Tapi, misalnya nanti saya mau kerja di luar passion saya, apa iya saya harus menghukum diri kayak gini juga? Ayolah, belajar seimbang lagi ya Zak!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar