Akhirnya sampai juga di tahun 2013 dan selamat
tinggal tahun paling Yin & Yang dalam hidup saya, tahun 2012. Kenapa saya
katakan begitu? Karena ungkapan : “hidup itu kadang ada di bawah, kadang ada di
atas” benar-benar saya rasakan di tahun itu. Lebih detailnya saya akan
ceritakan di postingan yang lain.
Di postingan kali ini saya akan mereview sepuluh
album terbaik yang rilisan tahun 2012. Ini sekaligus menjawab tulisan cewek
saya, @ninitrenita yang terlebih dulu membuat daftar sepuluh album terbaiknya. Saya
baru membalas tulisannya di awal tahun 2013 ini, lagi-lagi karena SKRIPSHIT
yang selalu menjadi kambing hitam seperti yang saya tulis di postingan
sebelumnya.
Sebenarnya sih ide menulis ini sudah banyak
dilakukan orang, terutama bagi mereka yang suka menulis, punya blog, dan punya
perhatian khusus terhadap musik. Tapi demi kepentingan menjaga blog agar tetap
terisi, maka saya pun berinisiatif mengajak Neng @ninitrenita buat bikin
tulisan sepuluh album terbaik 2012. Toh, isinya juga tulisan tentang hal-hal
yang kita sukai. Bukankah lebih baik blog pribadi diisi hal-hal seperti itu.
Oh ya, dalam daftar ini, album-album yang saya
review lebih kepada review album-album yang saya sukai secara pribadi dan
tentunya memiliki kisah atau keterikatan personal dengan hidup saya di tahun
2012. Banyak dari album musik yang saya percaya itu baik namun sayangnya belum
sempat terbeli atau bahkan terdengar secara penuh. Sehingga tidak etis rupanya
jika mereview namun belum mendengarkan secara utuh.
Dapat dikatakan, karena saya bukan pengamat musik
yang mendengarkan setiap album yang rilis di tahun lalu maka ini bukanlah
gambaran representatif yang baik untuk sebuah tulisan Album Terbaik 2012. Ini
hanyalah Album Terbaik 2012 versi saya, yang sudah saya dengar sejauh ini. Ini
dia daftar lengkapnya :
10.
Keane - Strangeland
Di akhir Februari 2012 seorang kawan berkicau
melalui akun twitternya dan memberi tahu bahwa Keane akan merilis album keempat
mereka di pertengahan tahun ini. Melalui sebuah kicauan yang dilengkapi tautan
berisi trailer video berdurasi 2 menit 26 detik, dikabarkan trio yang kini
berevolusi menjadi kwartet ini akan merilis album berjudul Strangeland pada 7 Mei 2012.
Menurut klaim drummer Richard Hughes, dalam trailer
tersebut, Strangeland berbeda dari
dua album mereka sebelumnya yang lebih mengeksplor sound synthesizer ala 80-an.
“Album yang satu ini tampak seperti melihat ke belakang dan ke depan, semua hal
yang kesana-kemari melalui Anda, seperti Anda berada di pulau asing (strangeland),” ungkap Richard di awal video.
Setelah mendengarkan dua belas track yang ada di
dalamnya, klaim itu terbukti benar. Pendengar akan terasa seperti mendengarkan
Keane di era album Hopes and Fears. Sebutan
yang kerap dilontarkan vokalis Tom Chaplin bahwa Keane adalah band piano rock benar-benar
terasa kembali di album ini.
Dengarkan saja single pembuka “You Are Young”,
single jagoan “Silenced By The Night” dan “ Disconnected”, hingga lagu-lagu
upbeat dengan iringan grand piano yang poppies
di lagu “Sovereign Light CafĂ©” dan “On The Road”, semuanya seperti mengatakan :
“Yes, Keane is back”.
Bahkan, dalam dua lagu yang saya sebutkan terakhir
Keane seperti ingin menyingkirkan segala bebunyian berisik dari synthesizer
jedak-jeduk untuk membuat keramaian dalam sebuah lagu dan kembali ke hakikat
mereka sebagai band piano rock. Sayangnya, album ini dinodai dengan ketidak
mampuan saya hadir dalam lawatan perdana Keane ke Jakarta akhir September lalu
gara-gara skripsi. Hahaha.
9.
Lana Del Rey - Born To Die
Mbak Lana berhasil merajai tangga lagu Inggris hanya
dalam beberapa hari setelah Born To Die
rilis. Data resmi yang dikeluarkan perusahaan tangga lagu UK Chart menyebutkan bahwa Born
To Die telah terjual lebih dari 117 ribu keping dalam waktu satu minggu
saja.
Menurut saya, selain Adele, Lana adalah oase solois
wanita yang segar di antara deretan penyanyi wanita yang akhir-akhir ini sibuk
dengan penampilan nyentrik dan musik pengiring yang semakin elektrik. Sebut
saja Lady Gaga, Rihanna, Katy Perry, dan
terakhir akan segera menyusul Nicky Minaj, membuat saya jenuh dan rindu akan
konsep solois wanita yang tidak hanya nyentrik, tetapi benar-benar out of the box dari nama-nama itu.
Mendengarkan Lana Del Rey seperti mendengarkan Nancy
Sinatra dengan lantunan “Bang Bang” nya yang syahdu namun dengan iringan musik
kekinian. Dengarkan saja single-single seperti “Blue Jeans”, “Video Games”,
“Million Dollar Man”, dan mungkin “Born To Die” yang akan membawa Anda
merinding nikmat mendengarkan lantunan mbak Lana.
8.
L’Arc-en Ciel - Butterfly
Jujur, ini adalah CD pertama yang saya beli sejak
bertahun-tahun tidak membeli CD atau kaset orisinil. Seingat saya, kaset
terakhir yang saya beli adalah album Ost.
Garasi. Itu pun saya beli saat kelas 1 SMA. Maklum, sejak itu kepraktisan
mengunduh lagu secara bebas lewat internet membuat saya hanya menghargai musik
hanya sebatas hiburan otak dan telinga saja.
Terakhir membeli album L’arc-en-ciel pun adalah
album Awake katika saya masih SMP.
Album Kiss saya tidak sempat
mengunduh penuh, apalagi sampai membeli, karena pada saat itu saya sudah tidak
mengikuti Laruku lagi. Lagu Seventh
Heaven yang sangat kental unsur diskonya membuat saya cukup kecewa dengan
acuan aransemen band asal Osaka ini yang semakin jauh dari format “ngeband”.
Saking kecewanya, saya sempat berceloteh : “lebih
baik melihat mereka dengan konsep visual
kei kebanci-bancian dengan musik ngeband seperti pada album Dune dan Tierra, daripada mendengarkan musik mereka yang jestek-jestek akhir-akhir ini”.
Namun itu semua berubah tatkala mendengar kabar
Laruku akan konser di Jakarta pada 2 Mei 2012. Saya langsung ambil insisatif
membeli album terbaru mereka agar setidaknya tidak melongo saat konser nanti.
Kebanyakan penggemar abal-abal seperti saya, yang hanya mengikuti band atau
musisi dari awal seringkali mengabaikan album-album terakhir band atau musisi
tersebut. Musik yang sudah tidak sesuai atau sudah tidak seperti album-album
pertama seringkali menjadi alasan klasik mengabaikan karya-karya tergress band
tersebut.
Mau tidak mau saya harus menelan kembali segala umpatan
yang terlanjur saya keluarkan untuk lagu-lagu Laruku yang berdisko itu. Di
album Butterfly ini saya harus
mendengarkan tembang-tembang seperti “Chase”, “X X X” (baca : Kiss Kiss Kiss), “Shine”,
“Drink It Down” dan “Nexus 4”, lagu-lagu yang sempat saya caci maki karena
terlalu mengikuti pasar, dengan mengeluarkannya satu per satu sebagai single.
Beruntung di album ini masih ada lagu-lagu mereka
yang masih cukup ngeband seperti “Good Luck My Way” dan “Bless” yang bisa saya
apresiasi lebih. Setidaknya sound yang digunakan Laruku masih seperti di
album-album Awake dan Smile yang megah dengan sentuhan
orkestra di sana-sini. Bagaimana pun, album ini termaafkan dengan menyaksikan
konser mereka. Bahkan bertemu langsung dengan Hyde cs, dengan jarak tidak lebih
dari tiga meter saat preskon sehari sebelum konser. That was a great concert I’ve ever seen.
7.
TOR - Lorem Ipsum
Pertama tahu band ini ketika melihat mereka main langsung di Java Jazz tahun lalu. Bukan di panggung besar, melainkan hanya di sebuah panggung kecil indoor yang sederhana. Yang membuat saya takjub adalah keasyikan mereka memainkan beat-beat funk yang tak jarang menyuguhkan syncoop di sana-sini. Terlebih dua alat musik pukul mereka gunakan : drums dan kendang sunda.
Bunyi bass drum dan snare yang begitu bulat di
bumbui nyaringnya tetabuhan kendang Sunda yang, baru kali ini saya lihat,
dipadu padankan dengan musik funk. Setahu saya, kendang Sunda kerap digunakan
oleh band-band eksperimental, etnik, atau jazz kontemporer seperti yang pernah
saya dengar di Kayoon, sebuah proyek musik kontemporer Indra Lesmana-Gilang
Ramadhan-Pra Budi Dharma.
“Gaze The Eyes” adalah salah satu yang mencuri
perhatian saya. Kocokan gitar vokalis-gitaris Warman Nasution yang berenergi
dan naik-turun dari awal lagu hingga kembali begitu di akhir lagu, membuat saya
terkesima bukan kepalang. Belum lagi permainan ketukan di tengah dan akhir lagu
yang mereka isi dengan masing-masing alat musik yang mereka mainkan pada
ketukan terakhirnya. Ajaib!
“Prove”, “Aboy Asoy (Show Me The Way)”, “Believe”,
“Love Juice” yang asyik dengan tambahan brass section, dan “Wonderdog” adalah
beberapa lagu lainnya yang saya rekomendasikan di album ini. Bagi Anda pemuja
skill berlebih dalam bermain musik, saya sarankan belilah album mereka,
dengarkan, dan pelajari. Hahahaha.
6.
Seringai - Taring
Seringai adalah salah satu racun terbaik yang pernah
diberikan pacar saya, @ninitrenita kepada saya. Meskipun saya baru menerima dan
mendengarkan musik mereka secara sungguh-sungguh sekitar semester lima dan enam,
namun saya sadar : inilah pintu gerbang saya memasuki musik keras sebelum
akhirnya bisa mendengarkan influens mereka seperti Motorhead, Black Sabbath,
Anthrax, dan metal-metal berat sejenis lainnya.
Maklum, saya lahir dan tumbuh dengan mendengarkan musik-musik
pop seperti The Corrs, Coldplay, Hanson, Sheila On 7, Padi, Dewa 19, Chrisye,
bahkan boyband-boyband semacam Backstreet Boys, Westlife, N’Sync, Code Red,
Blue, Five, dan lain sebagainya. Inilah pintu gerbang saya dalam mengapresiasi
musik secara lebih luas.
Taring
adalah album band keras pertama yang saya cari sejak hari pertama rilis.
Beberapa bulan sebelum rilis saya sudah terpukau dengan single “Tragedi” yang
dibagikan secara cuma-cuma di Rollingstone.co.id. Sebagai pendengar baru, saya
segera beradaptasi dengan lagu-lagu rock beroktan tinggi cukup cepat di dalam Taring.
Lirik-lirik protes sosial tetap menjadi andalan
seperti yang saya dengarkan di album sebelumnya Serigala Militia. Musik-musik mereka pun masih menghentak dengan
distorsi yang tinggi dan agresif serta ketukan drums yang berat. Bagi saya
mereka lebih cenderung atau cocok dikatakan ngerock ketimbang metal. Toh, saya
masih dapat menikmatinya dan seperti klaim para personilnya, musik Seringai
adalah rock beroktan tinggi. (high octane
rock).
BERSAMBUNG
Tidak ada komentar:
Posting Komentar