Beragam Racauan

Senin, 21 Maret 2011

Because life is never flat....

Hiu aja bisa terbang tenggelam. Manusia ?

Kenapa namanya terbang tenggelam?
Apa karena saya suka sama group band Netral?
Apa karena nggak ada nama yang lebih oke lagi?


Terbang tenggelam emang diambil dari salah satu judul lagu punya Den Bagus Cs. Tapi bukan berarti saya adalah seorang penggemar band Netral. Entah kenapa judul ini tiba-tiba muncul seiring perjalanan saya berangkat ke kampus di suatu hari.

Ketika itu lagu “Terbang Tenggelam” sedang diputar di salah satu radio “anak muda bin gaul”nya Surabaya. (baca : Prambors). Mungkin karena sitkonnya pas yaitu di pagi hari, setelah bangun tidur, dan sedang mengendarai motor menuju kampus tercinta, saya rasa lagu ini bener-bener menggelora di dalam dada dan menyentuh ke dalam jiwa.(Ouuchh!)

Ditambah lagi kondisi saya yang saat itu harus segera membuat blog dan tidak segera membuat, gara-gara belum menemukan nama yang keren untuk blog saya (alasan klasik..), akhirnya saya ambilah judul lagu itu. (Hfftt, Baiklah…). And officially this fuck*n blog berhasil saya beri nama, Terbang Tenggelam.

KENAPA HARUS TERBANG TENGGELAM?? Nah, itu dia yang belom kejawab. Menurut saya, judul lagu ini sebenarnya tidak jauh berbeda dengan “Life is a Rollercoaster” milik Ronan Keating. Begitu juga dengan judul lagu dangdut fenomenal milik alm. Meggy Z. yakni “Jatuh Bangun” ataupun lagu “Manis Getir” punyanya /rif. Intinya adalah tentang bitter-sweet of life alias pahit manis kehidupan. Dan semua manusia pernah mengalaminya.

Kalo kata iklan chitato Life is never Flat. Kalo kata saya Life is flat sometimes. Artinya, tiap manusia pasti pernah ngalamin pahit manisnya hidup, termasuk di dalamnya yang flat itu. Hanya saja kadarnya yang berbeda-beda. Tergantung kemauan orang itu buat bikin hidupnya mau berwarna kayak pelangi atau flat-flat aja kayak warna Zebra Cross.

Saya pernah mengalami fase hidup yang seperti itu. Waktu SMP tepatnya. Life was so flat and so simple at that time. Berangkat pagi ke sekolah naik antar jemput. Lalu sekolah sampai bel jam pulang sekolah berbunyi. Lalu langsung pulang naik antar jemput lagi. Sampai rumah langsung makan dan tidur siang. Sorenya mantengin Power Ranger di TV. Malamnya mengerjakan PR dan nonton TV lagi hingga malam. Lalu kembali ke tempat tidur. Begitu teruus setiap hari.

Agak tragis juga sebenernya inget-inget masa itu. Tapi saya juga bersukur kala itu hidup masih belum begitu jatuh-bangun, naik-turun, terbang-tenggelam. Yang artinya hidup saya sangat berada di zona nyaman. Kalo kata orang santaai kayak di panntaai maa meeen. But it was so bored. And being adjusted sometimes made me sick.

Beruntung saat itu saya masih berumur awal belasan tahun dan belum mengerti apa-apa. Jadinya saya nggak begitu protes dan sering mengeluh. Coba sekaraang. Ngerasa hidup saya flat sedikit, pasti marah-marah. Orang-orang  di sekitar saya aja jadi ikut-ikutan gerah. Emang dasarnya saya ini orangnya nggak bisa diem. Hidup statis dikit udah ngamuk-ngamuk nggak jelas.

Maka dari itu saya terus belajar buat stop ngamuk-ngamuk dan lebih mensyukuri hidup dengan bikin hidup lebih berwarna. Bagi saya hidup yang datar itu cuma bikin kita nggak semangat. Nggak ada power. Karena kita udah bisa nebak alur hidupnya pasti begini. Pasti begitu. Berbeda kalo hidup kamu punya banyak kegiatan, punya banyak kawan, dan segudang aktifitas, pasti akan banyak resiko yang kamu ambil, dan kamu nggak bakal tau apa yang kamu hadapin di depanmu.

Jujur, beberapa waktu terakhir ini saya mengalami masa-masa flat seperti di SMP. Tidur malam, bangun siang, berangkat kuliah, pulang ke rumah, sampai rumah tidur lagi. Begitu teruus setiap hari dan saya sadar produktifitas saya menurun. Blog ini, mungkin salah satu imbas dari flatnya hidup saya akhir-akhir ini. Terjebak di lingkaran setan hidup flat-males-nggak bersemangat-nggak mau ambil resiko-hidup flat.

Saya nggak mau terus-terusan begini. Saya nggak mau jadi seperti abang-abang yang setiap hari kerjaannya main game, online di galeri kampus, dari sekarang, besok, lusa, sampai kiamat, tempatnya di galeri terus nggak pindah-pindah. (Mungkin mereka nggak pernah boker kali iak?).

Saya nggak mau kayak angkatan-angkatan tua a.k.a senior di jurusan saya yang nggak lulus-lulus tapi hobinya cangkruk terus di kantin kampus, kadang sambil ngoker dan ketawa-ketawa sama teman-temannya yang juga nggak lulus-lulus. (Gila aja, cinta almamater mas?).

Dan tentunya saya nggak mau kayak salah satu teman saya yang sering banget melakukan aksi duduk di galeri, sambil dengerin musik lewat earphone, nyanyi-nyanyi sendiri, tangan di lipat, dan berlagak sok cool. Parahnya, beberapa bulan terakhir doski malah melengkapi aksinya itu dengan menghisap rokok. (walaah, kok jadi ngomongin orang). Yah semoga orang-orang di atas segera menemukan hidupnya yang lebih berwarna. Hehehe.

Itulah kenapa alasan saya pakai judul lagu itu sebagai title blog ini. Lalu, kenapa juga nggak pakai judul-judul serupa kayak yang ditulis tadi? (Duh, masi nanya-nanya aja) Yang jelas terbang tenggelam saya anggap judul yang paling Indonesia, paling nggak neko-neko, dan yang jelas semua orang pernah mengalami itu.

Dengan blog ini semoga saya benar-benar bisa menceritakan terbang-tenggelam hidup saya serta berbagi pengalaman dan inspirasi di dalamnya. Akan selalu ada yang bisa dituliskan dalam blog ini, because my life is never flat (hopefully)...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar